Untuk apa dan untuk siapa aku berada di IPM ini?

Setelah hilang dari peradaban, akhirnya aku memulai kembali apa yang pernah menjadi kebiasanku.

Kurang lebih dua tahun aku benar-benar menutup diri dan fokus berobat dan berbenah. semelelahkan itu sampai waktu untuk menulis di jurnal aja aku gak punya. bahkan aku sempat berfikir untuk keluar dari semua organisasi yang aku ikuti dan kegiatan-kegiatan yang menguras waktu, tenaga dan fikiran.

Sejak 2018 hingga 2023 aku berada di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, tempat aku bertumbuh dan berkembang. Tapi jujur 2023 adalah tahun terberatku. Bukan karena Ikatan ini, tapi memang aku yang benar-benar kehilangan (diri sendiri). Sampe titik dimana Ketua umum pimpinan daerah IPM Samarinda menunjuk beberapa kader Samarinda untuk mengikuti Pelatihan Kader Taruna Melati 3(PKTM 3). Ya, salah satunya adalah diriku.

Sebenarnya aku tidak ingin, karena di tahun ini aku sudah berencana untuk menghabiskan masa jabatanku lalu keluar dan menghabiskan waktu untuk bekerja dan fokus berobat. Tapi karena dari dukungan dan kepercayaan akhirnya aku mengambil kesempatan ini.

PKMTM 3??

Ya, di beberapa organisasi pasti ada jenjang perkaderannya, di IPM pun ada, mulai dari PKDTM 1, 2,3 dan Purna. Untuk menjadi kader purna, aku harus melalu tahap ke-3 dulu. Yaaa singkatnya seperti itu kawan.











Setelah melalui proses wawancara, ternyata namaku masuk sebagai peserta yang lolos, perasaan bersyukur dan senang pun muncul, tetapi perasasaan sedih pun ikut berbaur. Sedih karena amanah sebagai kader makin berat, pertanyaan yang selalu muncul di kepalaku

Sanggup gak ya, bisa gak ya ?  

Lalu pertanyaan itu ku simpan kembali.

Akupun berangkat dengan kawan-kawan dari Samarinda menggunakan bus. Sebagian orang akan cukup jenuh berada di bus selama berjam-jam, tidak dengan diriku. Hehehehe mungkin karena jalan-jalan merupakan hobi yang sangat ku senangi kali ya?.

Tibalah kami semua di Bontang, tidakkk aku tidak langsung istirahat, melainkan mencari kopi :). Akhirnya aku punya kesempatan untuk mengelilingi kota Bontang walaupun Cuma sejam.

Selama perkaderan berlangsung, ada rasa yang timbul tapi aku sendiri tidak bisa menjelaskan bagaimana rasa tersebut. Lalu kembali aku bertanya pada diri sendiri ?

 

Untuk apa dan untuk siapa aku berada di IPM ini? 

Saya  menjadi bagian dari IPM memang dari ketidak sengajaan hasil pertemuan singkat dari seseorang pemateri Saat perkaderan Rohis saya yaitu Ipmawan Muhammad Indra  yang sekarang menjabat sebagai Ketua Umum di PD IPM Kota Samarinda, awalnya. Melihat banyak sosok yang tergolong “hebat” menurutku, itu sudah cukup menginspirasi. Tapi entah, apa yang membuatku masih berfikir bahwa organisasi yang selama ini saya ikuti hanya sebatas karena tuntutan saja. Lama, perlahan, proses, belajar, mencari, menggali, saya temukan apa yang menyebabkan saya nyaman berada disini. Mungkin proses saya dapat dikategorikan proses yang lama dalam memahami perasaann saya sendiri dengan IPM. Tapi itulah saya, saya belajar dari proses yang ada untuk memahami IPM ini.

Cobalah belajar mencintai tanpa harus disuruh untuk mencintai, cobalah untuk selalu belajar ikhlas karena memang ikhlas itu butuh paksaan untuk menjadikan terbiasa. Cinta dan ikhlas, adalah kombinasi yang tepat menurutku untuk tetap bertahan dalam ikatan ini. Jangan mengharapkan banyak hal di IPM, IPM tak akan memberimu apa – apa jika kita semua memang tak berbuat apa – apa untuk IPM. Tapi cobalah berharap tentang kemajuan IPM dengan melakukan apa saja untuknya, InsyaAllah-Allah akan selalu melimpahkan banyak nikmat kepada kita. Sehingga kita selalu berusaha untuk bisa menghidupi Ikatan pelajar Muhammadiyah ini.

Selama TM3 berlangsung rasanya diriku kembali. Ya, semangat bergairah itu hadir. Diriku tiba-tiba mengurungkan niat untuk keluar dari Ikatan ini. Aku bertemu dengan berbagai sosok hebat yang ada di IPM, mulai dari kader dari Kutai Kartanegara, Paser, Balikpapan, Panajam Paser utara, Kalimantan Utara, Bontang dan kawan-kawan dari Gowa. Dan tidak kalah hebat MOT kami dari Bali (Kak Nurma).

Lama rasanya tidak merasakan suasana yang di dalamnya adalah orang-orang hebat dari berbagai daerah. Rasanya diriku kembali tumbuh melihat mereka.

Menjawab pertanyaan di atas Untuk apa dan untuk siapa aku berada di IPM ini? Untuk menghidupkan IPM yang merupakan salah satu ortom Muhammadiyah, membantu mewujudkan visi Muhammadiyah, dan karena aku cinta Muhammadiyah. Untuk siapa aku di IPM? Jawablah dengan lantang, “untukmu IPM.”

Menyadari pentingnya peran saya dalam IPM dan semangat saya yang membara, saya dengan penuh keyakinan berkomitmen untuk terus mengabdikan diri saya dalam perjalanan ini. Saya siap menghadapi tantangan, belajar secara terus-menerus, dan bekerja sama dengan seluruh anggota IPM untuk mencapai tujuan mulia kita. Bersama-sama, kita dapat membangun sebuah Ikatan yang lebih kuat, bermanfaat bagi masyarakat, dan mampu menjadi wahana pengembangan diri serta sarana untuk melahirkan pemimpin masa depan.


 

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1J2P6SikqtJ3q8ZhJ0I03aeRarFbZEREZhttps://drive.google.com/uc?export=view&id=1QoNc849LfW5glGlHnSzm-dZ5K-0m-TQChttps://drive.google.com/uc?export=view&id=16vYuu1Rhcbgyaxj1yAHDbVs_DRZjbxlfhttps://drive.google.com/uc?export=view&id=1zNOZqnr8_tQbYvCpztQpWh7hilKP9mophttps://drive.google.com/uc?export=view&id=1KljBJTMn-Ar_hZDjUdYLivz09VmjFVfhhttps://drive.google.com/uc?export=view&id=1bftd3Rgmnf4XdEIEvIUTW9YWwQyO3tiy 




 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gagal, Hancur, Bangkit Lagi. Perjalanan 4 Tahun yang Tidak Mudah

Pudarnya academic honesty di kalangan remaja era globalisasi 4.0

First Flight si Ali.