DEPRESI KARENA KURANG IMAN ? (Opini Ali)
Isu kesehatan mental di masyarakat Indonesia masih sering dianggap sebelah mata. Padahal, pada kondisi tertentu, masalah kesehatan mental seperti depresi bisa berujung pada bunuh diri.
Sayangnya, mereka yang mengalami depresi masih kerap mendapatkan stigma di masyarakat. Alih-alih membantu, stigma tersebut justru membuat kondisi seorang makin parah. Dan pastinya Stigma yang sering dialami oleh orang yang depresi adalah stigma dari publik., contohnya kalimat-kalimat seperti "lo kurang bersyukur dan kurangnya iman, hingga dianggap lebay, kamu tu depresi karena kurang ngaji, kurang mendekatkan diri dengan tuhan, kurang ibadah dan lain sebagainnya”
Sebelum kita
masuk lebih dalam mungkin masih banyak yang belum tau Depresi sebenanrya apa sih.
Aku ngutip dari
situs (Alodokter)
Depresi adalah
gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam
dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang disukai. Seseorang
dinyatakan mengalami depresi jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus
harapan, atau tidak berharga.
Depresi yang
dibiarkan terus berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan dapat menyebabkan
terjadinya penurunan produktifitas kerja, gangguan hubungan sosial, hingga
munculnya keinginan untuk bunuh diri.
seseorang yang
depresi umumnya menunjukkan ciri-ciri psikologi dan fisik tertentu. Ciri
psikologis orang yang depresi adalah rasa cemas dan khawatir yang berlebihan,
emosi yang tidak stabil, serta rasa putus asa atau frustasi
Sementara itu,
ciri-ciri fisik pada seseorang yang depresi adalah selalu merasa lelah dan tak bertenaga, pusing dan
nyeri tanpa penyebab yang jelas, serta menurunnya selera makan.
Hilu.... aku
adalah 1 dari sekian banyak orang yang harus mengkonsumsi anti depresan dan
rutin ke psikolog maupun psikiater.
Dan sebelum
memberanikan diri minta bantuan ke yang lebih profesonal. Aku juga pernah
berada di titik dimana aku beripikir orang-orang yang depresi ialah orang yg kurang
mendekatkan diri kepada Tuhan/biasa kita sebut dengan kurang iman.
Sampe titik dimana aku pikir kalau
“Semua sakit mental akan selesai hanya dengan meningkatkan intensitas ibadah dan menghadiri mejalis ta’lim"
Wahhh ternyata
realitanya gk semudah itu bestiee.
Ternyata Penyakit jiwa
itu spektrumnya sangat luas. Jadi para psikolog dan psikiater bekerja
berdampingan dan menggunakan pendekatan yang berbeda untuk membantu
menyembuhkan pasien sesuai dengan kebutuhan.
Dalam kasusku
sendiri.Aku merasakan Depresi itu seperti ada benang kusut banget yang sangking kusutnya aku
sendiri gk bisa menguraikan sendiri. Menurutku kondisi pikiran yg gk sehat itu
berpengaruh ke peforma ibadah. Jadi sebatas ritual aja gitu. Dan jujur, aku
sulit menemukan ketenangan pada saat ibadah di dalamnya.
But, dari sini
aku juga sadar. Aku gk boleh membatasi ikhtiar ku pada ritual-ritual ibadah
aja.. ternyata aku butuh bantuan manusia yg ahli untuk menguraikan
pikiran-pikiran kusutku.
Kondisi
mentalku yang sehat menghadirkan kembali nikmat ibadah yg sempat hilang.
Ada yg bilang
gini waduh justru tu jiwa kosong sentulah AL-QUR’AN! PSIKOLOG ITU ILMU BUATAN
MANUSIA YANG TIDAK AKAN PERNAH MENYAMAI QUR’AN DAN MUKJIZATNYA.
Menurutku
kekeliruan orang ini adalah berusaha memisahkan bahkan antara ilmu dunia dan
ilmu agama.
Jadi seolah
kalau kita pergi ke psikolog atau ke psikiater kita menolak percaya
bahwa al-qur’an itu penyembuh.
Padahal kalau
memang hanya dengan membaca al-qur’an saja udh cukup menjawab permasalahan
kita, al-qur’an tidak akan punya ayat-ayat yang berbunyi seperti ini
“Afala Tatafakkarun” (apakah kamu tidak memikirkan), “Afala Ta’qilun”,(apakah kamu tidak menggunakan akalmu), “Wa fi Anfusikum, Afala Tubshirun”, (di dalam dirimu apakah kamu tidak melihat?)
Al-qur’an juga
tidak punya ayat ini
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِىٓ إِلَيْهِمْ ۚ فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (An-Nahl:43)
Ayat di atas menyuruh kita bertanya pada manusia yg ahli terhadap perkara yang gak kita ketahui.
Jadi menurutku pribadi, tidak benar bahwa depresi disebabkan oleh kurang Iman si. kalau dari definisi Depresi kan gangguan kesehatan mental yang kompleks dan multifaktorial yang disebabkan oleh faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosial.
Sementara
keyakinan agama atau spiritualitas dapat menjadi sumber dukungan yang penting
bagi beberapa orang yang mengalami depresi, tidak benar bahwa kurangnya iman
menyebabkan depresi. Depresi adalah kondisi medis serius yang memerlukan
perawatan dari tenaga kesehatan mental terlatih, dan perlu dihindari
stigmatisasi bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelemahan atau kurang iman.
Komentar
Posting Komentar