Merekam Jejak
Ketika duduk di teras kos ini sore tadi, saya tak bisa mendengar apa pun kecuali burung berkicau, angin dan suara dari lubuk hati. Ya. Hanya itu saja yang bisa saya dengar. Suara itu membawa saya ke titik awal, juga titik tempat saya berdiri sekarang. Suara itu yang meyakinkan diri saya bahwa semesta itu ternyata memang baik. Dengan mendatangkan kecewa, itu berarti semesta baik. Dengan memberi luka, itu berarti semesta baik. Dengan menghadirkan sakit dan air mata, itu juga berarti semesta baik. Dengan begitu baiknya, semesta membuat saya terpuruk. Saya tahu semesta baik, walau harus disampaikan dengan cara yang paling buruk. Ya. Semesta itu baik. Lewat luka yang sementara, pada saat terbaiknya, semesta akan bicara padamu, "Lihat dirimu yang sekarang. Kuat. Tak mudah runtuh." (Sambil nangis) haha sekian:)
Komentar
Posting Komentar