Psikolog, it's my choice :)

 HAI, lama tidak menyapa. aku juga baru sadar ternyata sudah lama sekali aku tidak mempublish tulisan ku di blog. sedikit merasa gagal karena planning awal harusnya aku bisa publish paling minimal 1 bulan sekali di blog. tapi kalau nulis dibuku, word, atau note mungkin tiap hari, tapi gk di on pub aja di sini xixixixixi.

kembali ke laptop....

aku punya kebiasaan baru sekarang, sering ngecekin kenangan facebook.. gk tauu seruu aja gitu ngeliat hal-hal lucu yang pernah aku lakukan. Ada juga beberapa moment yang bikin kangen, bikin terflashback banyaklah salah satunya ini...


postingan ini tepat 4 tahun yang lalu dimana aku masih duduk di bangku SMK kelas 1. bukan fokus pada gambar ya hihihihi, tapi caption yang aku tulis. yaps gelar S,Psi. gelar yang ternyata dari dulu aku impikan dan  qadarullah, akhirnya Allah izinkan aku untuk menempuh pendidikan sesuai dengan jurusan yang aku inginkan.

ketertarikan ku di jurusan Psikologi sebenarnya dari aku SMP, cuma pada saat itu aku cuma tau BK, gk tau kalau ada psikologi. pas sudah menginjaki  bangku SMK ternyata jurusan psikologi itu ada ges hehehehe. alasan yang paling sering kita dengar kenapa sih masuk Psikologi? "KARENA PENGEN NYEMBUHIN DIRI SENDIRI". Yaps inilah jawaban rata-rata ketika di tanya kenapa masuk jurusan psikologi. tapi kalau aku... karena seni mengenal diri sendiri itu adalah seni yang paling sulit menurutku, jadi masuk jurusan psikologi  menjadi  salah satu jalan  ninjaku buat lebih tau  who is ALISAH :). singkatnya seperti itu.

karena ketertarikan pada Psikologi hanya berdasar pengetahuan terbatas, aku kaget begitu tahu bahwa Psikologi sangat kompleks untuk diartikan sebagai ‘ilmu pembaca kepribadian.’ Well, karena waktu smk masuk jurusan keperawatan. ternyata ekh ternyata Psikologi mempunyai banyak bahan bacaan dan teori, tapi siapa sangka kalau Psikologi juga belajar Statistika? Ilmu Statistika dalam Psikologi digunakan sebagai dasar Psikometri, atau ilmu menyusun dan mengembangkan alat tes.

Jadi, apakah aku menyesal masuk Psikologi karena bertemu angka lagi sekalipun masuk smk  Keperawatan?

Nononononono! Aku tidak pernah menyesal memilih Psikologi sebagai jurusan kuliah. Psikologi punya tantangannya sendiri. Begitu pula dengan jurusan lainnya. Justru dengan adanya tantangan itu, kita diajarkan untuk mengembangkan diri. Ditambah lagi ini adalah pilihanku dari SMK.

Maka dari itu, bagiku, mempelajari Psikologi tidak hanya berkutat pada buku-buku dan jurnal, atau mengejar IPK cum laude. Aku ingin merasakan semuanya, menggali potensi, dan menggunakan ilmu Psikologi sebagai teropong dalam menelaah kejadian dalam kehidupan sehari-hari. 

Maka dari itu, salah besar kalau kalian pikir aku mahasiswa Psikologi teladan, tapi aku juga bukan mahasiswa bandel. Aku hanya ingin mengeksplorasi dunia dengan bekal yang aku miliki yaitu rasa penasaran hehehehehehehe.

kegiatan selama jadi mahasiswa Psikologi.

Rasa penasaran yang menggebu-gebu mendorongku ikut banyak organisasi di luar Fakultas bahkan di luar universitas. di tingkat Fakultas aku tergabung sebagai Anggota Himapsi, Kalau tingkat universitas aku tergabung sebagai Anggota di IMM karena kebetulan kampusku Muhammadiyah hihihihihi. 
kemudian aku juga mengikuti beberapa organisasi dan komunitas di luar universitas di antaranya ada Ikatan pelajar Muhamadiyah Samarinda, Ikatan Mahasiswa Muara Badak, Teruna Dara Kutai Kartenagara, dan tidak kalah menarik aku juga tergabung di 1000 Guru Samarinda. 





Di samping semua kegiatan itu, aku juga bekerja di salah satu coffee shop yang ada di Samarinda, yaaaa itung-itung buat bertahan hidup di perantauan ;), jadi kudu kerja hehehehehe.
ada plus minusnya sih kalau aktif di luar fakultas/univ, selain nambah pengalaman kita juga bisa nambah relasi yakan. kalau negatifnya.... Memang ada kalanya, ketika kembali ke Fakultas, aku menjadi ‘terasingkan’ dengan lingkunganku. Saking seringnya bergaul dengan teman di luar Fakultas maupun di luar kampus, jarang ada teman di Fakultas yang betul-betul dekat denganku. Meskipun demikian, aku tidak peduli apakah aku dekat dengan mereka atau tidak.

seng  penting, apabila aku bersama mereka, aku bisa get along dan tidak kehabisan bahan ngobrol. Ya, itulah salah satu kemampuan yang Psikologi berikan padaku. Mau dengan orang asing atau teman sendiri, kita harus bisa ngobrol. Komunikasi yang baik adalah skill yang wajib dimiliki mahasiswa Psikologi. Khususnya, apabila setelah lulus,

 kamu tertarik menjadi praktisi???? 

Nggak lucu, kan, kalau kamu diam disuatu ruangan dengan klien, lalu nggak tahu apa yang harus diobrolin?

yapss, katakanlah kamu sudah punya skill komunikasi yang baik. Tapi, masih ada lagi skill wajib seorang mahasiswa Psikologi, yaitu kepekaan sosial. Skill ini tidak hanya melibatkan cara kerja intuisi, tetapi juga kognisi. Aku tidak mau mengatakan bahwa kepekaanku bagus, tapi setiap kali seseorang yang dekat denganku berperilaku aneh atau tidak biasa, mindset pertamaku adalah tidak langsung men-judge apa yang mereka lakukan.

Psikologi mengajarkanku untuk memahami makna di balik tindakan-tindakan mereka, karena dalam psikologi, segala perilaku manusia selalu didasari oleh motif. Tidak ada perilaku yang tak berdasar motif, baik sesimpel atau seaneh apa pun.

Mempraktikkan ilmu Psikologi selama di rumah bisa dilakukan saat berkumpul dengan keluarga. Terutama sebagai anak yang sedikit tertutup, aku jarang ikut serta saat keluargaku mengobrol dan jauh lebih suka mengobservasi. Misalnya, ketika adikku menceritakan sesuatu yang membahagiakan, aku akan mengamati gesture, melihat ekspresinya, dan berpikir pada diriku sendiri, “Benarkah dia bahagia?” atau “Apakah yang dikatakannya ada benarnya?”


Well, memang agak aneh kedengarannya, tapi menurutku, belajar Psikologi sangat membantu ketika kita ingin mencari kebenaran atas reaksi emosional seseorang. Mengamati gesture dan ekspresi orang adalah salah satu caranya. Selain itu, kamu juga bisa mengoptimalkan indera pendengaran untuk menangkap intonasi orang saat bicara. Biasanya, intonasi yang akan menentukan, apakah lawan bicara kita memang bersungguh-sungguh, atau dia hanya mengarang-ngarang reaksi emosinya.


next, kita juga bisa mempraktikkan ilmu Psikologi dengan teman. Aku sering mendapat telpon dari teman-teman yang butuh curhat. Di sinilah pelajaran utama mengenai kesabaran saat mendengarkan. Kita tidak boleh menginterupsi orang saat bercerita. Namun, kita bisa memberikan respons untuk konfirmasikan topik yang dibicarakan orang tersebut.

Inilah mengapa skill komunikasi merupakan hal yang vital dalam Psikologi. Komunikasi adalah penjembatan kita dengan orang-orang yang membutuhkan kita, baik dalam hubungan profesional maupun pertemanan. Dan tentu saja, melalui komunikasi itulah kita bisa memahami orang lain. Tujuan utama seorang psikolog adalah memahami orang lain, bukan?

And Than... kira-kira itulah yang ku dapat selama berkuliah di Psikologi. Aku tak menyuruh kalian mengalami apa yang kualami, kok. Satu pesanku untuk kalian: mau kuliah di mana pun, pastikan kalian juga mempraktikkan ilmu kalian dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa untuk cari pengalaman di luar kuliah. Jadilah gelas yang setengah kosong. Perbesar circle-mu selagi sempat! Carilah teman sebanyak-banyaknya! Percayalah, luasnya relasi akan sangat membantu kalian untuk berkembang, entah kalian memilih menjalani profesi sebagai psikolog, ilmuwan, atau apa pun yang kalian inginkan.

cemungutttttttttt eaaaaa :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gagal, Hancur, Bangkit Lagi. Perjalanan 4 Tahun yang Tidak Mudah

Pudarnya academic honesty di kalangan remaja era globalisasi 4.0

First Flight si Ali.