Alone
SENDIRI
Manusia disebut-sebut
sebagai makhluk sosial sehingga selalu membutuhkan kehadiran manusia lain dalam
hidupnya. Keluarga, kekasih, teman, rekan kerja dll dll. Manusia butuh teman
bicara dan diskusi, teman makan, teman ngopi, teman berkhayal, teman berbuat nakal,
teman saat jalan-jalan, teman belajar, bahkan teman bengong.
Tapi, jadinya manusia
bergantung pada kehadiran orang lain. Bahkan merasa sepi dan nelangsa saat
mereka yang dekat tiba-tiba meninggalkan, yang terbiasa jadi teman ngobrol
tiba-tiba diam seribu bahasa, yang selalu menjadi alasan tersenyum hilang entah
ke mana, kekasih bisa mengkhianati, yang mencintai berubah jadi membenci, yang
biasa akrab jadi melupakan. Manusia jadi merasa lebih nelangsa saat kehilangan
orang lain melebihi kemampuan merasakan kehilangan dirinya sendiri.
Sebagian manusia
kadangkala bingung berhadapan dengan dirinya sendiri...
Bagiku, melepaskan diri
dari ketergantungan pada manusia lain adalah wajib agar aku menyadari kehadiran
diriku sendiri. Aku yang aku. Aku yang sendiri di hadapan penciptaku.
Melepaskan adalah perkara paling sulit karena manusia jelas sekali merupakan
mahkluk yang mencintai apa yang berhasil direngkuhnya, dimilikinya,
dikumpulkannya, ditabungnya. Karena pada akhirnya, kita akan melepaskan diri
dari raga kita sendiri...
Jangan pernah lupakan
kematian dan tanda-tanda kedatangannya. Dialah kepastian yang tak tertolak.
Dialah tujuan setiap kelahiran. Bisa jadi nanti malam, esok lusa, tahun depan
atau entah kapan. Orangtua bisa membuang dan melupakan kita, keluarga bisa
menipu kita, teman bisa meninggalkan kita, mereka yang paling kita sayangi bisa
berubah membenci, mereka yang seiring sejalan bisa berubah haluan. Tapi
kematian adalah satu-satunya kepastian yang akan datang menjemput...
Komentar
Posting Komentar