Sex education (HAYO-HAYO)
- Catatan 24 Juni 2020 - [Hayo-hayo]
#SexEducation #Part1
Jumlah kasus positif sudah mencapai angka 49.009. Di sisi lain, saya terkejoet (dikit) saat BKKBN merilis sebuah data yang membuat jantung up-down tak karuan. Bagaimana tidak, per Selasa (19/5/2020), ada lebih dari 400.000 kehamilan tak direncanakan. Luar biasa. Mortalitas dibalas Natalitas. Keren! Ancaman 'kepunahan' populasi rupanya hanya isapan jempol untuk +62. Can't imagine.
Di belahan dunia yang lain, bisnis pornografi di Amerika Serikat misalnya per Maret 2020: naik 6,4 % (domestik) dan 11,6 % (internasional). Pasar pornografi: naik 15,12 % dari US$ 35,17.
Sebenarnya hal yang wajar memang. Situasi genting yang mengharuskan stay at home menjadi salah satu indikator penyebabnya. Kita bicara yang sederhana saja yah kan. Memang begitulah fitrah manusia.
Daniel Kruger, Psikolog Sosial dari Michigan’s School of Public Health: Ada hubungan antara tingkat kelahiran dan bencana. Pasutri cenderung lebih sering berhubungan intim dalam situasi ketika mereka terkarantina.
Pepper Schwartz, Profesor Sosiologi dan Seksologi dari The University of Washington: Seks pascabencana merupakan reaksi yang terwariskan dalam proses evolusi manusia.
Lantas apa yang sebaiknya dilakukan? Kalau dari saya yah ini, tapi saya tidak maksa loh yah. Cuma saran saja:
1. Bila Anda berencana hamil, mungkin bisa ditunda sejenak hehe. Tapi sekali lagi, tidak ada paksaan. Gunakan alat kontrasepsi yah. Hal ini dimaksud demi menekan laju pertumbuhan kasus stunting dan kematian Ibu dan bayi baik dalam proses kehamilan maupun persalinan yang merupakan masalah ganda dewasa ini.
2. Jika sudah "terlanjur", it's okay wae-lah. Yang penting, kesehatan bayi dijaga. dr. Dinda Derdameisya, SpOG mengatakan bahwa bila kehamilan sudah memasuki trimester kedua, dokter memperbolehkan untuk tidak melakukan kontrol kehamilan terlebih dahulu. Hal ini karena kehamilan di trimester kedua bisa dibilang cukup aman. Oke yah, Bu/Pak?
3. Para suami, slow slow wae, kata Bang Ridwal Kamil. Negatif covid tapi positif hamil, itulah fakta di lapangan. Supaya BKKBN gak setengah mati nantinya hihi.
Bukan perkara mudah. Pandemi Covid-19 turut menghambat pasutri dalam mengakses alat kontrasepsi. Pelik pelik pelik.
"[Pandemi ini] ada pengaruhnya karena KB banyak yang harus berulang dilayani setiap bulan. Ada yang harus ambil pil, suntik, pasang cabut susuk, pasang cabut IUD, operasi vasektomi dan tubektomi. Semua ini sangat terpengaruh."(dr. Hasto Wardoyo)
Overall, sinergi adalah kunci. Masyarakat dalam hal ini pasutri, (jika bisa) ditunda dulu. Kalau sudah dalam keadaan hamil, kesehatan Ibu dan bayi harus dipantau secara berkala yah Moms. Sementara pemerintah dalam hal ini (BKKBN) berusaha mengekspansi pelayanan kesehatan khusus untuk Ibu hamil dan pengadaan alat kontrasepsi bagi mereka yang berencana hamil.
Stay safe everyone!
Komentar
Posting Komentar