Postingan

“Laki-laki Hanya Diajar Cari Uang”. Luka Lama Pola Asuh yang Perlu Disembuhkan

Gambar
Dalam salah satu episode podcast  Nikita Willy #Momscorner bersama Ibu Elly Risman, ada satu bagian yang menampar keras hati saya  terutama ketika beliau membahas bagaimana anak laki-laki dibesarkan. Di menit 24,  Ibu Elly menjelaskan bahwa banyak keluarga di Indonesia masih memiliki pola asuh yang menyiapkan anak laki-laki hanya untuk satu hal: mencari nafkah. Seolah-olah tugas hidup mereka hanyalah bekerja, menghasilkan uang, dan menanggung beban ekonomi keluarga. Titik.  Sejak kecil, mereka sudah mendengar kalimat seperti, “Laki-laki harus kuat,” “Kamu nanti jadi kepala keluarga, jangan manja,” atau “Tanggung jawabmu cari uang.” Kata-kata itu terdengar sederhana, bahkan penuh niat baik. Tapi tanpa sadar, pesan semacam itu membentuk persepsi bahwa nilai seorang laki-laki hanya diukur dari seberapa besar uang yang dia hasilkan.  Padahal manusia jauh lebih kompleks dari sekadar angka di rekening. Dan parahnya, pola asuh semacam ini tidak hanya merusak keseimban...

Gagal, Hancur, Bangkit Lagi. Perjalanan 4 Tahun yang Tidak Mudah

Gambar
Antara Restu, Harapan, dan Kenyataan Tepat empat tahun lalu, aku duduk di depan layar ponsel dengan tangan gemetar. Nafasku tercekat saat membaca pengumuman yang terpampang jelas: Mataku terpaku di layar. Aku menatap namaku, berharap ada kesalahan sistem, tapi tidak. Ini kegagalan ketigaku. Aku sudah mencoba berbagai jalur, mempersiapkan semuanya dengan hati-hati, tapi hasilnya tetap sama, aku tidak lolos.  Aku pernah membayangkan hari di mana aku diterima di universitas impian, mengenakan jaket almamater dengan bangga, dan membuktikan kepada semua orang bahwa aku bisa. Tapi kenyataannya, aku hanya bisa duduk diam, merasakan sesak yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku tidak punya banyak pilihan. Aku tahu, kalau ingin kuliah, aku harus berjuang sendiri. Gagal masuk kampus impian sudah cukup menyakitkan, tapi tantanganku tidak berhenti di situ. Aku bahkan tidak mendapatkan restu penuh untuk kuliah. Ada orang-orang di sekitarku yang berpikir bahwa kuliah itu tidak perlu, te...

Mengarungi Gelombang Depresi, Ini tentang Kisah Perjuangan dan Harapan

Gambar
“ Pada Hari Kesehatan Mental Internasional ini, saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya selama dua tahun terakhir. Pengalaman ini bukan hanya tentang perjuangan saya, tetapi juga tentang semua orang yang mungkin mengalami hal serupa. Semoga cerita ini menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang memerlukan ” Dua tahun belakngan ini adalah tahun terberat dalam hidup saya. Saya terasa terjebak dalam labirin kegelapan yang tak berujung. Setiap hari terasa seperti mengangkat beban berat yang tak pernah kunjung hilang. Rasanya, saya kehilangan kendali atas hidup saya sendiri. Rasanya setiap hari adalah hari yang mengerikan dalam hidupku. Pada saat itu, Bertemu dengan orang banyak adalah hal yang sangat-sangat ku hindari. Semua tampak hancur. Aku merasa seperti sebuah kapal yang terombang-ambing di lautan badai, tanpa tujuan atau arah yang pasti. Aktivitas yang sebelumnya kuanggap sepele sekarang terasa seperti beban yang tak tertahankan. Aku terjebak dalam siklus pikiran negatif dan kesedih...